Seksualitas Menggugat Agama


Buku "In the Name of Sex" (Dok. GATRA)SUATU senja di sebuah mal ternama di Jakarta Selatan. Soffa Ihsan tengah bergegas hendak kembali ke tempat kosnya yang tak seberapa jauh dari pusat perbelanjaan itu. Ia tersentak ketika tiba-tiba seorang gadis cantik menegurnya. Lebih kaget lagi ketika si gadis bernama Karin itu tanpa sungkan-sungkan berkata pendek, "Gue pingin ama lu!"


Perkenalan selintas itu membawa lelaki muda ini berkelana menikmati suasana malam di jalanan Ibu Kota. "Gue lagi pingin happy.... Abis itu, gue ajak lu ke tempat gue. Nginep juga enggak apa. Asyik bangetlah. Bebas, kok." Ujung-ujungnya, tokoh kita ini pun menginap semalam di tempat kos gadis 23 tahun yang ternyata anak orang kaya itu.


Sekelumit pengalaman bertemu dengan "gadis mal" itu diungkapkan Soffa Ihsan mengawali bukunya. Selanjutnya, ia tak sungkan membeberkan sederet pengalaman menghirup kenikmatan sesaat bersama perempuan lain dari yang muda hingga yang tua. Ia bertutur ihwal petualangannya di dunia prostitusi di kota besar hingga tempat-tempat terpencil di Sumatra.


Tapi, jangan terburu menghakimi. Tuturan Soffa ihwal petualangan seksual itu tidak vulgar. Itu hanya menjadi titik pijak untuk menguak pemikirannya ihwal hukum Islam (fikih) dan syariat agama. Bekas santri yang pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Filsafat UGM ini bergerak lebih jauh. Ia menggugat dalil-dalil yang mengatur kehidupan beragama yang tampak kontradiktif dengan fakta-fakta kehidupan modern.


Soffa menyangsikan aturan agama dapat menyelesaikan masalah faktual, seperti pelacuran, hubungan sejenis, seks bebas, yang tak memandang kelas di masyarakat itu. Ia memandang doktrin agama tafsiran ulama klasik yang pernah dilahapnya di pesantren tidak relevan lagi dengan kenyataan yang berkembang di masyarakat.


Ia menyuguhkan pertanyaan mendasar, misalnya tentang kewajiban menikah dalam Islam. Bagaimana bila seorang laki-laki tidak menikah karena secara eknonomi ia tidak mampu. Untuk memenuhi kebutuhannya sendiri saja terseok-seok, apalagi untuk beristri. Padahal, di lain pihak, hadis menyebutkan bahwa lelaki yang tak menikah bukanlah umat Muhammad.


Penerapan hukum pidana Islam sebagai jalan keluar untuk memecahkan kemaksiatan juga digugatnya. Lebih penting mana penerapan secara formal hukum Islam ketimbang penataan mental spiritual masyarakat melalui pendidikan. Arab Saudi sendiri, contohnya, yang menerapkan sepenuhnya hukum pidana Islam, tak mampu menyelesaikan penyimpangan perilaku seksual.


Gugatan terhadap term-term agama memang bukan baru kali ini terlontar dari anak muda. Pada 1970-an, Nurcholis Madjid pernah membuat geger dengan pemikirannya tentang sekularisasi yang melawan arus pemikiran mainstream pada masa itu. Gagasan "Islam Yes, Partai Islam No" yang digulirkan semasa memimpin majalah Mimbar Jakarta membawa Nurcholis berpolemik dengan H.M. Rasjidi dan Mohammad Roem.


Pada awal 1980-an, khazanah perbukuan Indonesia pernah pula ramai dengan kemunculan buku catatan harian Ahmad Wahib. Santri yang wartawan ini melontarkan gugatan terhadap berbagai terminologi dalam Islam. Dilatari pengalaman hidupnya di Asrama Realino bersama para pastor, sederet masalah teologis dan muamalah yang mengganjal dituangkannya lewat gugatan bernada filosofis.


Inti masalah yang pernah membuat gundah Cak Nur dan Ahmad Wahib di masa silam tampaknya juga mengganggu Soffa Ihsan. Yaitu ide bahwa ajaran Islam --termasuk fikih-- perlu aktualisasi agar dapat menyelesaikan problematik kemanusiaan yang semakin kompleks. Cuma, Soffa membatasi permasalahan itu di seputar fakta kehidupan seksualitas liar manusia masa kini yang dialaminya sendiri.


Buku ini memang berisi pemikiran yang berani. Juga terasa sangat berbeda dibandingkan dengan buku seperti Jakarta Underground (Sex and The City) yang diluncurkan Moammar Emka pada 2003 silam. Moammar hanya menuturkan fakta-fakta sebatas kehidupan seksual yang liar. Soffa membawa pembacanya berkelana di dunia pemikiran filosofis dan agamis, melompat-lompat di atas pandangan para filsuf, bahkan fuqaha dan ulama salaf.


Yang lebih berani lagi adalah KH Hussein Muhammad, yang memberikan pengantar untuk buku ini. Pengasuh Pondok Pesantren Darut Tauhid, Cirebon, ini mengingatkan, siapa pun yang membaca karya Soffa ini niscaya akan terperanjat. Boleh jadi, In The Name Of Sex bakal menuai gelombang protes, seperti dialami buku-buku kontroversial lainnya di masa lalu.
sumber:[Buku, Gatra Nomor 13 Beredar 4 Februari 2005] 
http://keosabo.blogspot.com/2009/04/seksualitas-menggugat-agama.html


Gilaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa seorang lulusan.......?????? itu penulisnya... kenapa mengalami hal seperti itu???? kenapa mau mencicipi .................. aaaah tidaaaak!!!!!.... manusia kotor!!!!!!! aaaaah........ gilaaaaaaa............knp sih dunia pesantren itu???? para calon ulama....... saat ini...... calon ulama akhir zaman yang tinggal menunggu berakhirnya dunia......... fa mohon rubah smua tradisi itu..... tradisi2 buruk yg berkedok islam....... bahkan pelacuran yg berkedok pesantren...... astagfirullah....smua itu kedooook bahkan masa lalu para santri yg kelam dan gelap lalu d jebloskan k pesantren sm orgtuanya,... mereka itu bobrok dulunya... makanya bobrok jg pesantren yg membina mereka.... masa iya stelah lulus dr sana petantang petenteng berjubah putih.... tapi sisi kelamnya tiada nampak...... nauzubilah y allah.... jauhkan ulfa dr org2 seperti itu.......sisi baik yg nampak sekarang, namun ulfa tidak mau dan tidak bisa terima masa lalunya yg bobrok!!!! ulfah ga bisa.... maaf.... bkl fa tolak mentah2,,,, bahkan jika keluarga menginginkan... dan mengenalkan fa pd mereka2 itu,, fa bkla kupas nyampe abis smua masa lalunya apapun caranya!!!!! fa g mau.... fa bisa jaga diri ulfa slama ini... meski bukan santri!!!! fa tidak menganut pacaran... maaf... jika ada yg tersinggung dgn kata2 ulfa.... bahkan tempo hari... ada seorang santri yg kaget dan terperangah mendengar ulfa tiak pacaran 3 tahun lamanya selama di AKBID.. masa iya seorang santri kaget gara2 fa g pacaran slama 3 tahun>????
smua ny sama mau kyai mau santri mau org biasa yg bego masalah agama,.,.... bisa berpeluang bobrok juga..... memang tdk smua namun>???? jgn munafik deh... blak blakan aj klo sm ulfa!!!! hmmm......siapa yg menjaga iffah dan izzah dgn baik dan siapa yg tidak?>????? wallohualam.....

2 komentar:

  1. Mbak ulfa bagaimana saya bisa mendpatkan buku in the name of sex ini ?mbakk bisa share dengan saya, butuh bnget buku ini

    Ini kontak sayaa WA 082237781200 /pin bb: 7D11696B / email : zaenalcoco@gmail.com /fb : @coco_parker

    *serius banget.. Harga tidak masalah asal msh wajar .. Kondisi buku baru/ bekas gpp.

    BalasHapus
  2. Mbak ulfa bagaimana saya bisa mendpatkan buku in the name of sex ini ?mbakk bisa share dengan saya, butuh bnget buku ini

    Ini kontak sayaa WA 082237781200 /pin bb: 7D11696B / email : zaenalcoco@gmail.com /fb : @coco_parker

    *serius banget.. Harga tidak masalah asal msh wajar .. Kondisi buku baru/ bekas gpp.

    BalasHapus